Selamat Datang... Blog ini menjadi saksi, bahwa kita pernah jumpa dalam dunia maya :)

PARA KETRUNAN NABI MUHAMMAD SAW

 PARA KETURUNAN NABI MUHAMMAD SAW

Nabi muhammad saw, memiliki keturunan yang menyebar di seluruh dunia, Indonesia adalah salah satunya. 

Di Indonesia adalah yang paling banyak didiami oleh para ulama dan anbiya, dan juga keturunan dari nabi muhammad SAW, warga Indonesia sangat menghormati para ahlul beyt nya nabi muhammad saw, tdk hanya keturunan nya tetapi juga alim ulama dan yang lain nya. 

MENGENAL KETURUNAN RASULULLAH SAW

Di Indonesia, para keturunan Rasulullah biasa di panggil dengan sebutan habib. 

     


Dan tdk sembarang orang bisa di katakan sebagai habib, karena setiap keturunan rasul memiliki marga nya sendiri atau sanad keturunan nya itu jelas. 

Di Indonesia ada sebuah lembaga yang mengurusi atau yangmendata setiap habaib yang ada di nusantara, lembaga tersebut bernama rabithah Alawiyah. 

Yaitu lembaga yang mendata habaib di seluruh penjuru Indonesia. Jadi tidak sembarang orang bisa dikatakan sebagai habib atau sayyid atau juga syarifah. 

Share:

Maulid adhiya ulami

CERITA SINGKAT SEJARAH MAULID ADHIYA ULAMI, AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ



Adh-Dhiyaul Lami’ artinya cahaya yang terang-benderang, merupakan kitab Maulid yang dikarang oleh al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz pada tahun 1994 di Kota Syihr dekat Mukalla, Yaman. Habib Umar bin Hafidz malam itu memanggil seorang muridnya yang penulis lalu berkata: “Bawakan kertas, tulislah”. Kemudian beliau berucap, melantunkan Maulid adh-Dhiyaul Lami’ ini mulai tengah malam. 

Dan sekitar sepertiga malam terakir seluruh kitab Maulid adh-Dhiyaul Lami’ sudah selesai.
Habib Umar bin Hafidz (Guru Mulia) punya keahlian bahasa yang dipadu dengan kekuatan ruh di dalam makrifah dan kedalaman ilmu syariah serta hadits yang beliau miliki. 

Dari ribuan syair yang ditulis oleh Habib Umar bin Hafidz Maulid adh-Dhiyaul Lami’ adalah satu diantaranya.
Guru Mulia mampu menuliskan dengan penuh hampir seluruh dari sejarah Rasulullah Saw. 


Mulai dari masa lahir, tanggal lahir, bulan, tahun, jumlah peperangan, perjuangan di Mekkah, perjuangan di Madinah, usia, jumlah Ahlul Badr yang wafat, tahun Perang Badr, tanggal, bulan, hingga ratusan sejarah lain yang terjadi di masa Rasulullah Saw. 

Semua ini termuat di dalam kitab Maulid adh-Dhiyaul Lami’ dengan kodetifikasi-kodetifikasi yang mungkin belum kita pahami. Hal ini dalam kekeramatan auliya disebut “warad”. Semacam ilham tapi dari keahlian manusia yang dipadu Allah, disebut juga ladunni.

Hal inilah yang membuat Maulid adh-Dhiyaul Lami’ sangat mulia karena angka-angkanya pun menuliskan sejarah Nabi Saw. Semisal bait-bait shalawat pembukanya berjumlah 12, melambangkan kelahiran Nabi Saw. yang lahir tanggal 12 Rabi’ul Awal. Lalu pasal pertamanya dipadu dari 3 surah, yaitu al-Fath, at-Taubah dan al-Ahzab. 

Tiga surah ini melambangkan kelahiran Nabi Saw. adalah pada bulan ke-3, yaitu Rabi’ul Awal. Dan bila dihitung baitnya dari pasal pertama sampai Mahallul Qiyam jumlahnya 63, melambangkan usia Nabi Muhammad Saw.

Ruh Rasulullah Saw. tak pernah tidak hadir dalam majelis Maulid adh-Dhiyaul Lami’. Banyak para jamaah bermimpi melihat Ahlul Badr, Ahlul Uhud, para wali masa lalu, bahkan para nabi hadir di majelis Maulid adh-Dhiyaul Lami’. Dan Ruh Rasulullah Saw. sudah ada sebelum satu orang pun sampai, dan tidak keluar sebelum tak tersisa satu orang pun.

Ketika Habib Mundzir al-Musawa sudah lama bertahun-tahun tidak jumpa dengan Habib Zein bin Smith Madinah, karena beberapa kali beliau ke Indonesia saya tak sempat jumpa, maka ketika jumpa saya tertunduk-tunduk mencium tangan beliau. Maka Habib Zein dengan santainya berkata: “Ahlan wahai Mundzir…”
Habib Mundzir bertanya: “Wahai Habibana Zein, bagaimana Habib masih kenal nama saya padahal saya lama tak jumpa Habibana?”
“Bagaimana aku lupa namamu? Engkau tiap malam ada di hadirat Rasulullah Saw.” Jawab Habib Zein kemudian.





Hampir jatuh pingsan Habib Mundzir mendengar ucapan itu, dan Habib Zein dengan santainya pergi begitu saja menghadapi tamu-tamu lain.
Pernah seorang terpercaya bertanya saat di Madinah kepada Habib Umar bin Hafidz, “Wahai Guru Mulia, kapan Madinah ini akan membaca Maulid besar-besaran?”
Habib Umar bin Hafidz menjawab, “Aku dan Engkau akan hidup saat pembacaan Maulid Agung di Masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsha…” (Disarikan dari tulisan al-Habib Mundzir bin Fuad al-Musawa via majelisrasulullah.org).
Share:

Maulid simtuddurar

 SEJARAH PENGARANG MAULID SIMTUDDURAR. 

Al-Habib Al-Imam Al-Allamah Ali bin Muhammad bin Husin Al-Habsyi dilahirkan pada hari Juma’at 24 Syawal 1259 H di Qasam, sebuah kota di negeri Hadhramaut.

Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan pengawasan kedua orang tuanya; ayahandanya, Al-Imam Al-Arif Billah Muhammad bin Husin bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya; As-Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi Al-Jufri, yang pada masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang solihah yang amat bijaksana.




Pada usia yang amat muda, Habib Ali Al-Habsyi telah mempelajari dan mengkhatamkan Al-Quran dan berhasil menguasai ilmu-ilmu zahir dan batin sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu.

Oleh karenanya, sejak itu, beliau diizinkan oleh para guru dan pendidiknya untuk memberikan ceramah-ceramah dan pengajian-pengajian di hadapan khalayak ramai, sehingga dengan cepat sekali, dia menjadi pusat perhatian dan kekaguman serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. 

Kepadanya diserahkan tampuk kepimpinan tiap majlis ilmu, lembaga pendidikan serta pertemuan-pertemuan besar yang diadakan pada masa itu.

para tamu dari berbagai golongan dan tidak pernah sepi dari pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan. Beliau meninggal dunia di kota Palembang pada tanggal 20 Rabi’ul Awal 1373 H dan dimakamkan di kota Surakarta.

Banyak sekali ucapan Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi yang telah dicatat dan dibukukan, di samping tulisan-tulisannya yang berupa pesan-pesan ataupun surat-menyurat dengan para ulama di masa hidupnya, juga dengan keluarga dan sanak kerabat, kawan-kawan serta murid-murid beliau, yang semuanya itu merupakan perbendaharaan ilmu dan hikmah yang tiada habisnya.




Dan di antara karangan beliau yang sangat terkenal dan dibaca pada berbagai kesempatan di mana-mana, termasuk di kota-kota di Indonesia, ialah risalah kecil ini yang berisi kisah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan diberinya judul “Simtud Duror Fi Akhbar Maulid Khairil Basyar wa Ma Lahu min Akhlaq wa Aushaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia Utama; Akhlak, Sifat dan Riwayat Hidupnya).


Share:

Hadroh

 Apa itu hadroh?? 

Hadroh adalah alat musik islami yang biasa di pakai untuk mengiringi lantunan lantunan sholawat atau syair syair islami. 

Hadroh sendiri pada awalnya berasal dari timur Tengah yaitu dari yaman hadromaut, dan juga negara Arab. 

Masuknya hadroh ke Indonesia itu bersamaan dengan masuknya para saudagar saudagar Arab yang menyebarkan islam di nusantara, orang pribumi biasa menyebutnya rebana. 



Orang hadromaut yang datang ke indonesia yang membawa alat mirip rebana untuk menyebarkan islam juga menisbatkan kepada alat itu dengan nama hadroh. 

Hadrah juga mempunyai banyak variasi pukulan diantaranya Pekalongan, Tulungagung dan Banjari. 

Pukulan Pekalongan di populerkan oleh Ustadz Umar Benyamin pada tahun 1982 dan menyebar ke seluruh Indonesia, masuk ke Jakarta pada tahun 1997 di Majelis Taklim Ikhawanusshofa di Jakarta Selatan. 

Untuk memegang hadrah pun ada sejarahnya yaitu di populerkan oleh Ustadz Umar Musyabba pada tahun 2002. Banjari adalah pukulan dari hadrah yang merupakan gabungan antara pukulan Pekalongan dan Tulungagung yang berkembang di Jawa Timur.

Divisi hadroh MA. SOEBONO MANTOFANI

Di sekolah saya sndiri memiliki ekstrakurikuler hadroh yang sudah ada sejak lama, di gurui oleh bang luthfi, beliau sendiri adalah alumni dari ma Soebono mantofani. 

Ekstrakurikuler hadroh di sekolah saya cukup di minati oleh setiap kalangan murid, karena dari latar belakang sekolah kami yang menjunjung tinggi nilai agama. Hadroh yang kami mainkan di sekolah adalah hadroh habsy yaitu terdiri dari:                                 

  1. Bass
  2. Selo/tam
  3. Darbuka
  4. Tamborin/kecrekan
  5. Hadroh
1. Bas
    Bas adalah sebuah pelengkap untuk hadroh atau yang menjadikan suara itu lebih hidup. 

2. Selo/tam
    Adalah pelengkap untuk bas atau selingan bas 

3. Darbuka
    Di mainkan pada saat di bait reff untuk pengganti hadroh. 

4. Tamborin/kecrekan
     Hanya untuk pelengkap dan meramaikan

5. Hadroh
     Hadroh ini adalah bagian utama dari semua nya kalo tidak ada hadroh ya tidak bisa. 
     

Share:

ROBBIUL AWWAL

BULAN RABBIUL AWWAL
Bulan RABBIUL awwal adalah bulan kelahiran junjungan kita semua ya itu bulan kelahiran baginda nabi muhammad SAW. 
 
Beliau lahir "Maulid  pada pada tanggal 12 robbiul awwal
Pada tahun fill atau tahun gajah. 
Pada saat beliau sedang berada di dalam kandungan sang ibunda yaitu siti aminah sudah kehilangan sesosok ayah yaitu abdullah bin abdul Muthalib yang meninggal pada saat nabi sedang berada di dalam kandungan. 

Beliau lahir pada saat pasukan gajah yang di pimpin oleh Raja abrahah ingin menghancurkan ka'bah. 

Beliau wafat sama dengan dengan bulan kelahiran nya. 

KISAH WAFATNYA IBUNDA NABI MUHAMMAD
Saat beliau berusia lima tahun, di antarkan nya nabi ke mekkah kembali kepada ibunya yaitu siti aminah. Pada usia nabi sekitar 6 tahun nabi di bawa oleh ibu nya siti aminah untuk pergi ke madinah untuk memperkenalkan ia kepada keluarga nenek nya yaitu bani najjar, dan juga untuk berziarah ke makam sang ayah. 

Dalam perjalanan pulang, pada suatu tempat yang beranama bawa tiba tiba siti aminah jatuh sakit hingga sampai akhirnya beliau wafat, dimakamkan di tempat itu juga. 
Betapa sedih hati kecil baginda nabi, sudahlah tidak melihat sesosok ayah dan di usianya yang masih sangat muda harus kehilangan seorang ibu. 







Setelah selesai pemkaman sang ibunda, baginda nabi segera meninggalkan kampung abwa itu untuk kembali ke mekkah dan bersama sama tinggal bersama kakek nya abdul Muthalib. 
Di sinilah nabi di asuh sendiri oleh sang kakek dengan penuh kecintaan. Usia abdul Muthalib pada saat itu mendekati 80 tahun




Share:

Maulid nabi muhammad

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan perayaan hari lahir Rasulullah SAW. Berikut ini serba-serbinya. 

Melalui situs resmi Kementerian Agama Republik Indonesia, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menetapkan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445H/2023M akan diperingati pada tanggal 28 September mendatang.

Maulid Nabi Muhammad SAW juga sering disebut Maulid Nabi atau Maulud. Di mana umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan kalender Hijriah. 

Tradisi ini terus berkembang dan diikuti oleh hampir seluruh masyarakat Muslim di Indonesia, terutama Indonesia dengan jumlah populasi penduduk Muslim terbanyak di dunia,

Maulid Nabi digelar sebagai bentuk penghormatan dan wujud rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, Maulid Nabi ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Sejarah Maulid Nabi

Mengutip jurnal berjudul Peringatan Maulid Nabi (Tinjauan Sejarah dan Tradisinya di Indonesia karya Yunus, ada dua sudut pandang mengenai sejarah Maulid Nabi. Berikut ini penjelasannya.

Sudut pandang yang pertama, tradisi ini pertama kali digelar seorang khalifah dari Dinasti Fathimiyyah di Mesir, yang bernama Mu'iz Dinillah pada tahun 341 Hijriah. Yang mana perayaan itu sempat dilarang oleh Al-Afdhal bin Ammir al-Juyusy.

Kemudian Maulid Nabi kembali digelar pada masa Amir li Ahkamillah, pada tahun 524 Hijriyah.

Sudut pandang yang kedua, Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh seorang khalifah bernama Mudhaffar Abu Said pada tahun 630 Hijriyah. Ia mengadakan acara Maulid besar-besaran untuk menghadapi ancaman dari kekejaman Temujin, yakni Jengiz Khan dari Mongol.

Di Indonesia, Maulid Nabi diperkirakan mulai berkembang pada 1404 Masehi, oleh Wali Songo untuk menarik perhatian masyarakat Muslim.

Share:

Blogroll

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Labels

About

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Mimpi

Mimpi
Masa depan ku.....

Label